Pengakuan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar menjawab tanya publik soal dugaan rekayasa dalam kasus pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.
Setelah delapan tahun mendekam di penjara dan bebas murni Januari lalu, Antasari baru mantap menyebutkan sejumlah nama yang dia duga kuat berkaitan dengan kasus yang menjeratnya.
"Karena saya kira ini tepat waktunya," ujar Antasari di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (14/2/2017).
Namun, Antasari enggan menjawab apa yang dia maksud dengan waktu yang tepat.
"Tadi kan sudah janji tidak ada pertanyaan," kata dia.
Antasari mengatakan, dua bulan sebelum dirinya ditangkap, CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo menyambangi rumahnya di malam hari.
Hary mengaku diutus oleh Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta agar KPK tidak menahan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aulia Tantowi Pohan tidak ditahan. Aulia merupakan besan SBY. Namun, Antasari menolak permintaan itu.
"Saya bilang tidak bisa. KPK sudah ada SOP-nya, tersangka, tahan," kata Antasari.
Namun, Hary memohon agar Antasati mengabulkan permintaannya. Namun, Antasari tetap pada sikapnya. Saat itu, kata Antasari, Hary mengingatkannya untuk berhati-hati. Antasari mengaku tak takut dengan ancaman itu.
"Saya udah memilih profesi penegak hukum kok, risiko apapun saya terima. Dan selesai saya ngomong hari ini, besok saya mati, saya siap," kata Antasari.
"Kalau saya tidak bicara ini, kalau saya mati, Anda (wartawan) dalam misteri kan," lanjut dia.
Antasari mengaku telah berpikir panjang sebelum mengungkap cerita ini ke publik. Ia pun berani menanggung risikonya sekalipun menyangkut keamanannya.
"Saya merenung, kilas balik bahwa sejak kecil, saya diajari kejujuran oleh orangtua. Untuk itu, saya mohon kepada bapak SBY jujur, beliau tahu perkara saya ini. Cerita, apa yang beliau alami dan beliau perbuat," kata Antasari.
Penulis: Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Editor: Sabrina Asril
Sumber:msn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar