Rabu, 21 Desember 2016

Nicko Haryanto Memakai Baju Sinterklas? Emang Perlu Dipikirin


Setiap pribadi boleh menentukan sikapnya atas tindakannya yang menyimpang agama. Sesungguhnya itu bagian dari kebebasan dia menjalankan agamanya.  Namun dalam ajaran islam ada yang namanya ukhuwah islamiyyah, sebuah jalinan persaudaraan yang mengikat muslim yang satu dengan muslim yang lainnya.

Jika ukhuwwah itu terwujud, maka tidak mungkin seorang muslim yang satu merelakan muslim yang lain berbuat dosa dan mendekati kebinasaan. Seperti halnya seorang kakak yang tidak tega melihat adiknya yang ingin bunuh diri kemudian sang kakak mengingatkan. Adakah yang salah dalam tindakan sang kakak? Hati yang jernih dan pikiran yang cerdas justru akan mengakui kecintaan kakak pada sang adik.

Itulah gambaran atau analogi hubungan antara MUI dengan umat Islam seluruhnya di Indonesia. Maka ketikan MUI sudah menjalankan kewajibannya, kemudian ada orang lain yang justru dengan lebay melanggar fatwa MUI tersebut, sikap yang harus diberikan adalah Ya, Sudahlah. Tetapi jika tindakannya kemudian merusak dan mengajak orang lain berbuat hal yang sama melakukan pelanggaran, tindakan ini yang perlu dicegah.

Karenanya, ketika Nicko Haryanto atau siapa saja memakai baju sinterklas dan mempostingnya di facebook dan twitter, biarin aja. Biarin aja karena dia telah merelakan dirinya berada dalam jurang kehancuran dan kebinasaa. Nggak perlu dipikirin lah, BIARKAN AJA tetapi kalau dia mengajak orang lain berbuat hal yang sama ini yang harus dilawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar