Jumat, 30 Desember 2016

Inilah yang Bakal Anda Rasakan Jika Google di Blokir



Ternyata perusahaan sebesar google juga mempunyai tunggakan pajak. Tentu saja kalau perusahaan sebesar google yang nunggak nominalnya sangat fantastis. Karenanya, Indonesia lewat Ditjen Pajaknya, berusaha  mengejar Google. Bahkan sudah banyak diberitakan kalau sampai google tidak mau membayar utang pajaknya, Indonesia akan memblokir perusahaan tersebut.

Banyak pro kontra disampaikan terkait dengan pemblokiran google tersebut. Karena imbasnya akan sangat besar pada masyarakat Indonesia yang banyak menggunakan layanan google, seperti gmail, youtube, blogger, google drive, adsense dan yang terbaru google play. Lalu apa imbasnya jika pemblokiran itu benar-benar terjadi, inilah yang menjadikan banyak masyarakat Indonesia was-was. Berikut ini alasan rasa was-was tersebut:

Untuk komunikasi, tak bisa lagi via Gmail lagi. Pakai Yahoo atau kembali ke…chat mirc


Hingga saat ini Gmail masih menjadi pilihan favorit netizen untuk layanan email. Entah itu email pribadi ataukah email resmi untuk urusan kerja. Bila nanti Google benar-benar diblokir, tentu Gmail tak bisa dipakai lagi. Pilihan pertama, kamu bisa memakai penyedia layanan email lain seperti Yahoo. Sayangnya, Yahoo sendiri saat ini juga sedang mengalami krisis kepercayaan dari netizen akibat peristiwa kebocoran data besar-besaran di tahun 2013 dan 2014 lalu. Pilihan selanjutnya mungkin kamu bisa kembali pakai plasa.net atau telkom.net. By the way, domain email itu masih ada ‘kan?

Baca juga: Google Tawar Tunggakan Pajak, Sri Mulyani: Ini Bukan Negosiasi

Pengguna Android harus sedih nih. Nasibmu dipertanyakan karena Google dan Android tak bisa dipisahkan


Yang tak kalah membuat was-was, tentu nasib ponsel Android yang saat ini mendominasi hampir 90% pengguna Indonesia. Sejak tahun 2005, Google mengakuisisi android.inc. Seperti saat kamu membeli ponsel smartphone android, pertama-tama kamu harus memasukkan akun Google untuk bisa mengakses Playstore dan lain-lain. Jadi bila Google diblokir, tentu kita tidak bagaimana nasib ponsel Android yang saat ini digunakan. Yang jelas kamu tidak bisa buka Playstore, tidak bisa download aplikasi dan tidak bisa main game ataupun edit-edit seru foto supaya kece di Instagram.

Selamat tinggal Youtuber-Youtuber terkenal. Mungkin mereka harus kembali mencari peruntungan lewat ajang pencarian bakat


Tak bisa disangkal, bahwa Google menguasai hampir 50% aktivitas di dunia maya. Tak hanya Gmail dan Android, Google juga membawahi Youtube, yang menjadi solusi utama bagi pecinta video yang malas nonton TV. Seleb-seleb dunia seperti Justin Bieber juga bermula dari Youtube. Saat ini, Youtube menjadi ‘rumah’ bagi pada Youtuber-Youtuber untuk berkarya dan mungkin, mencari nafkah. Pemblokiran Google tentu berimbas kita tak bisa nonton Youtube lagi. Youtuber dan vlogger harus mencari media lain untuk berkarya. Dan barangkali kita akan dipaksa nonton TV lagi, karena hilangnya salah satu tempat tontonan yang paling diandalkan.

Baca juga: HEBOH, Pro Kontra Pemblokiran Google di Indonesia

Bukan cuma kamu yang nggak punya penunjuk arah, tapi perusahaan transportasi online pasti kelabakan bila Gmaps tak bisa diakses lagi


Setelah Gmail, Youtube, dan Android, lalu bagaimana dengan Gmaps? Meskipun aplikasi penunjuk arah ada beberapa, tak bisa dipungkiri bahwa Gmaps masih dianggap yang paling valid. Selain digunakan untuk urusan pribadi, Gmaps juga menjadi wadah bagi perusahaan-perusahaan transportasi online untuk beroperasi. Mulai dari ojek, taksi, sampai mobil online tentu akan kelabakan bila Gmaps tiba-tiba padam. Kamu yang ke mana-mana masih buta arah juga akan semakin susah. Tapi mungkin dengan begitu kita bisa menumbuhkan mental untuk bertanya. ‘Kan katanya malu bertanya sesat di jalan.

Media online dan e-commerce siap-siap gulung tikar. Ads dan source pembaca sebagian besar dari Google


Di zaman digital seperti ini apa-apa sudah di-online-kan. Koran cetak mulai berkurang dan berganti ke koran online. Di saat yang sama media-media online juga bermunculan ditambah e-commerce yang membantu menggerakkan pertumbuhan perekonomian. Selain menjadi mesin pencari, Google sendiri juga menyediakan platform iklan. Di sinilah website besar dan e-commerce memasarkan produknya. Bila kelak Google tidak bisa diakses lagi, jelas media online dan e-commerce akan kehilangan satu media promosi utama.

Mahasiswa sudah pasti kehilangan tempat bertanya yang tahu segalanya. Nyari bahan tugas gimana? Skripsi kapan kelar?


Terlebih bagi mahasiswa, Google ibarat perpustakaan kedua. Akui saja bila kamu dulu pernah membuat paper atau esai dengan menggunakan sumber-sumber dari Google karena terlalu malas membaca buku di perpustakaan. Selain itu, kamu juga akan kehilangan akses Google Book yang bisa menjadi penyelamat saat buku di perpus tidak lengkap dan beli di toko pun mahal harganya. Lalu layanan-layanan penting seperti Google drive dan dan Google doc. yang membantu pengamanan data juga tidak bisa digunakan lagi. Kamu yang sedang menulis skripsi harus waspada nih. Ngomong-ngomong, tanpa Google, skripsi masih bisa selesai ‘kan?

Baca juga: Makin Panas: Ditjen Pajak: Google Tak Ada Niat Baik Selesaikan Utang Pajak

Menurut Direktur Eksekutif Gerakan Internet Sehat (ICT Watch), Denny B.U., meskipun pemerintah harus tegas soal pajak kepada perusahaan asing yang masuk di Indonesia, namun terburu-buru memblokir Google memang membawa banyak kerugian. Tapi di sisi lain, pemblokiran situs raksasa ini mungkin saja membuka kesempatan bagi situs lokal untuk mengambil tempatnya. Mungkin kelak akan ada ‘Google lokal’ atau ‘Youtube lokal’ yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Tapi karena prosesnya masih berlangsung, yuk kita berdoa supaya ada solusi yang terbaik dari masalah ini.

Kalau kamu, setuju tidak Google diblokir?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar